Kegaduhan yang terjadi di negeri ini selalu memunculkan hal-hal menarik untuk diperhatikan. Polemik hingga kegaduhan yang terjadi mulai dari permasalahan ekonomi, politik, hingga olahraga tak jua surut ramainya. Sebagai masyarakat awam tentu kita hanya bisa memperhatikan, merasakan dampak dari kegaduhan itu semua, salah satunya semakin mahalnya harga sesuap nasi. Kita hanya dapat menduga-duga dan berspekulasi tentang kondisi yang terjadi saat ini. Sejatinya kondisi carut marut negeri ini dapta kita analisis dari sudut pandang psikologi dalam kepemimpinan.
Menurut ilmu psikologi yang membahas masalah psikologi dalam kepemimpinan, kondisi negeri ini diakibatkan oleh merebaknya tekanan berbagai pihak yang menuntut untuk mendapatkan posisi strategis di dalam pemerintahan. Akibat kondisi tersebut, sang pemimpin mengalami dilema dan pertentangan antara ingin mengakomodir, ataukah tetap tegak mendengarkan aspirasi rakyat.
Akibatnya, terjadi kegamangan dalam menentukan sikap yang dialami oleh sang pemimpin. Celah inilah yang sukses dimanfaatkan oleh para dedengkot pro keributan yang mengambil alih suasana pemerintahan melalui tangan-tangan tak terlihatnya. Tangan-tangan tak terlihat tersebut, berbentuk saran yang menggiring pemerintah untuk menguntungkan dedengkot pro keributan tersebut. Maka tak heranlah ditengah kebingungan pemerintah untuk melakukan pembangunan, akhirnya secara ajaib dan tiba-tiba menunjuk salah satu perusahaan yang abracadabra track record jelek, mengerjakan sejumlah proyek pemerintah.
Kita masih ingat dengan carut marut tender pengadaan kertas lembar soal di proyek Ujian Nasional tahun 2013 lalu, dimana insiden keterlambatan terjadi. Setelah ditelusuri PT yang memenangkan proyek pengadaan kertas tersebut ternyata, tak memiliki kapasitas kantor yang memadai. Bahkan untuk ukuran pengerjaan proyek yang bersekala besar, sekertariat yang terlihat hanya mirip kos-kosan anak muda main petak umpet. Sunggu miris sekali melihat, negara seakan-akan dipermainkan dalam pembangunan melalui proyek.
Belum lagi pembangunan berbagai infrastruktur penting negara, yang menjadi jantung perekonomian di babat oleh mafia, yang tak lain dan tak bukan justru berasal dari lingkar dekat sang penguasa. Kita turut prihatin dengan permasalahan bangsa ini, dan berharap keprihatinan yang kita rasakan saat ini mereda. Dan kita berharap untuk pemimpin kedepannya, memiliki karakter dan ketegasan yang kuat. Dia mampu untuk memahami suasana serta memahami para rakyatnya.
Penulis Muhamad Fadhol Tamimy
Founder lautan psikologi dan penulis di psikoma.com
Penulis Muhamad Fadhol Tamimy
Founder lautan psikologi dan penulis di psikoma.com
Kalau menurutku, dunia pemerintahan memang 'liar'
ReplyDeleteMemang betul mas, banyak kegaduhan kegaduhan dan tuntutan dari beberapa pihak untuk kepentingannya sangat mengganggu keberlangsungan program dan visi seorang pemimpin. Apalagi kalau pemimpin tidak tegas, dan diatur oleh pihak yang tidak baik. Pemimpin memang butuh kekuatan dari belakang buat mendukungnya.
ReplyDeleteYups benar sekali, perlu adanya pengawasan terhadapnya
Delete