Anak
merupakan salah satu anugrah terindah di dalam hidup. Dengan
modernisasi saat ini, maka banyak pasangan suami istri yang hanya
memiliki satu orang anak saja, alias anak tunggal. Dalam penerapannya,
pola asuh terhadap anak tunggal pun tidak bisa sembarangan dan juga
asal, karena kembali lagi, apabila terjadi pola asuh yang kurang tepat,
maka hal ini akan memberikan dampak buruk bagi si anak. Lalu, pola asuh
seperti apakah yang tepat untuk anak tunggal? Sebelum itu, kita harus
memahami terlebih dahulu karakteristik dan ciri – ciri umum dari seorang
anak tunggal. Alfred Adler mengungkapkan ada beberapa ciri – ciri dan
karakteristik tertentu dari anak tunggal, antara lain adalah :
1. Cenderung memiliki kematangan sosial yang baik
2. Memiliki perasaan superioritas yang tinggi
3. Tingkat kooperatif yang rendah / lebih individualis
4. Tingginya rasa terhadap diri sendiri (cenderung memikirkan diri sendiri)
5. Cenderung memiliki gaya hidup yang manja
Kelima
karekteristik itu adalah karakteristik yang muncul pada anak tunggal
menurut teori yang dikemukakan oleh Alfred Adler. Maka dari itu, untuk
mengembangkan pola asuh pada anak tunggal, kita tidak bisa hanya
menerapkan satu pendekatan atau tipe pola asuh / parenting style saja.
Kita perlu menggabungkan beberapa macam parenting style menjadi satu
dalam menerapkan pola asuh bagi anak tunggal.
Prinsip Penerapan pola asuh pada anak tunggal
Berdasarkan
teori yang dikemukakan oleh Alfred Adler, maka ada beberapa hal yang
bisa kita lakukan untuk menerapkan pola asuh pada anak tunggal, antara
lain :
1. Jangan
menggunakan pola asuh yang terlalu permisif, dimana hampir semua
keinginan anak dipenuhi, dan anak cenderung dilepas, karena hal ini
akan menyebabkan si anak menjadi sangat manja.
2. Dengan
tingkat kooperatif yang rendah, maka ada baiknya kita menggunakan pola
asuh yang menekankan ketegasan dan juga hukuman. Hal ini akan membuat si
anak akan menjadi lebih memahami mengenai aturan – aturan secara tegas,
dan belajar untuk kooperatif, dan memahami norma dan nilai sosial yang
harus dipatuhi. Namun, perlu diingat, untuk menghindari hukuman –
hukuman yang sifatnya menyakiti secara fisik maupun psikis.
3. Kematangan
sosial yang cukup baik pada anak tunggal harus bisa dikembangkan.
Caranya adalah dengan menerapkan pola asuh yang memungkinkan si anak
mengeluarkan pendapatnya, dan mengetahui mana yang benar dan juga salah.
Hal in akan membantu meningkatkan kesadaran sosial dari si anak.
4. Jangan
memberika pujian yang berlebihan pada anak tunggal, karena pujian
berlebihan hanya akan membuat rasa superioritasnya menjadi semakin
tinggi dan tidak tebendung. Meskipun terkadang pujian yang tinggi juga
dibutuhkan untuk meningkatkan semangat dan juga motivasi
5. Ajak
anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan, terutama dengan teman
sebaya dan juga teman yang lebih kecil, misalnya sepupu, keponakan,
ataupun anak – anak yang tinggal di sekitar rumah, serta ajarkan anak
untuk melakukan permainan yang meninggikan sportifitas, supaya si anak
mampu belajar untuk menekan rasa mau menang dan hanya memikirkan diri
sendiri.
Prinsip
– prinsip pola asuh pada anak tunggal ini cukup penting untuk
diterapkan, karena selain untuk membantu agar trait negative tidak
berkembang terlalu jauh, hal ini juga akan membantu anak tunggal dalam
bersosialisasi dengan orang lain, tanpa mengalami masalah. Perlu anda
ingat juga, bahwa pola asuh ini akan sangat berpengaruh pada fase – fase
kehidupan si anak nantinya hingga tua, jadi hati – hati dalam
menerapkan pola asuh pada anak.
Sumber gambar: www.nationalobserver.com
No comments:
Post a Comment