Oleh Rivani Adinegara
Anies Baswedan
Tokoh pendidikan nasional, lulus Master bidang ekonomi publik &
PhD bidang politik dari beasiswa Fullbright Amrik, mantan rektor termuda
universitas se-indonesia, dan mantan menteri kemendikbud kabinet
Jokowi. Dikenal sebagai tokoh yang bersih dan intelek, sosok Anies ini
sempat dipake mendulang suara pemilu dengan jargon "Pandawa 5" oleh
timses Jokowi-JK dulu, bersama Dahlan Iskan, dan Abraham Samad.
Sayang
setelah Jokowi-JK terpilih, nasib Abraham Samad dikriminalisasi kasus
KTP ganda, dan Dahlan Iskan diproses tersangka korupsi meski beken
selama menjabat tak pernah ambil gaji dirut PLN-nya. Anies sendiri
dipecat setelah cuma 1 tahunan menjabat kemendikbud, meski dia masih
bisa bangga karena sempat merubah sistem UN jadi lebih manusiawi, dan
melejitkan peringkat kemendikbud dari 22 ke 9 di bidang pelayanan
publik.
Perhargaan internasionalnya
- dari Foreign Policy, sebagai satu-satunya orang Indonesia yang masuk dalam 100 Intelektual Publik Dunia, bersanding dengan Al Gore, Muhammad Yunus, Amartya Sen, dsb.
- dari World Economic Forum, sebagai The Young Global Leaders.
- dari Foresight, sebagai 20 tokoh yang membawa perubahan dunia untuk 2 dekade mendatang, berdampingan dengan Vladimir Putin, Hugo Chavez, dsb.
Aneh juga bila sosok seperti dia yang sudah nyaman di sektor pendidikan, mau-maunya nyalon pilkada beresiko tinggi macam DKI ini. Tapi kalaupun kalah pilkada, ya paling dia balik lagi kerja senang di sektor pendidikan. Secara dengan kinerja dan penghargaannya, pasti berebut pihak yang ingin dapatkan servisnya, baik di dalam maupun di luar negeri.
Sandiaga Uno
Tokoh wirausaha-sosial nasional, lulus sarjana dan master bidang bisnis dengan IPK 4,0 (dari skala 4,0) di universitas Amrik, awali karir di manajer investasi perusahaan di Singapura dan vice presiden di perusahaan Kanada. Sayang krismon 1997 perusahaannya bangkrut dan dia pulang ke Indonesia. Ga betah nganggur lama, dia merintis usaha di PT.Saratoga. Berbekal kepercayaan, jejaring (dalam dan LN) serta skill bisnis tingkat dewa, perusahaannya melejit dan menempatkan dia sebagai orang terkaya ke-29 di Indonesia versi Forbes. Tau fokus kerjaannya ? menghimpun modal investor, mengakuisisi (beli) perusahaan yang bermasalah, lalu perusahaan tsb dibenahi dan dikembangkan, setelah bagus, perusahaan tersebut dijual kembali dengan harga tinggi. Skill bisnis beginian, ada di tingkat paling tinggi dalam konsep bisnis apapun. Akhir-akhir ini dia didaulat jadi Ketua AKSI (Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia), dimana fokus kegiatannya adalah mengembangkan kewirusahaan/bisnis yang tujuannya bukan hanya cari profit, tapi juga solusi untuk masalah-masalah sosial dan lingkungan hidup.
Sebagai orang kaya (pake banged), aneh juga dia mempertaruhkan
kehidupan enak dan nyamannya yang sekarang untuk ikut nyalon pilkada
yang beresiko tinggi macem DKI ini. Tapi kalaupun kalah pilkada, ya
paling beliau balik ngantor dan senang berbisnis lagi. Secara dengan
jejaring dan kinerjanya, pasti berebut pihak yang pengen dapet
servisnya, baik dari Indonesia mauapun luar negeri.
Bener-bener
aneh ngliat orang-orang yang aneh ini ikut kampanye menjual diri,
dibully parah oleh fans paslon lainnya, juga beresiko jadi korban
politik yang bisa halalkan segala cara. Orang-orang aneh ini
menjerumuskan diri dan keluarganya, bersama paslon lainnya, ngiklan dan
promosi habis-habisan, hanya untuk jadi jongos rakyat jakarta 5 tahun ke
depan.
Anyway, selamat pesta demokrasi ya Jakarta. Tgl 15
Februari ini, 5 menit pilihan anda di TPS, menentukan 5 tahun nasib
jakarta. Meski ikut menikmati hari liburnya, saya mah tidak akan datang
ke TPS, karena saya orang Bandung
No comments:
Post a Comment