Terkadang menjadi
seorang pendidik memunculkan dilemanya tersendiri saat, peraturan sekolah di
benturkan dengan pelanggaran yang dilakukan oleh anak didik. Disatu sisi
sebagai seorang pendidik kita harus bertindak tegas terhadap peraturan
kedisiplinan yang ada, namun di satu sisi kita juga sebagai manusia yang
terkadang merasakan iba.
Namun apapun yang
menjadi alasan, konsekuensi dalam pendidikan haruslah tetap ditegakkan. Berikut
ini akan kita ulas beberapa cara menghukum siswa dengan baik, agar tetap
memberikan pendidikan ketegasan dan kekonsistenan namun juga masih tetap dalam
kordor batas yang wajar.
12
Cara Menghukum Siswa Dengan Baik dan Benar
1.
Lihat Peraturan
Memberikan hukuman
terhadap siswa haruslah sesuai dengan aturan yang berlaku. Jangan menghukum
siswa hanya dikarenakan seorang guru tersebut ada faktor suka dan tidak suka. Hukumlah
ia sesuai kadar yang telah ditetapkan oleh sekolah. Jika siswa tersebut
melanggar aturan, maka hukum jika tidak maka tidak perlu untuk di hukum.
2.
Menayakan Alasan Terlebih Dahulu
Tanyakanlah beberapa
alasan mengapa sang anak melakukan kesalahan dan melanggar peraturan. Hal ini
penting untuk dilakukan, karena bisa jadi apa yang ia lakukan bukanlah kehendak
dirinya sendiri. Melainkan karena keadaan yang membuat ia melakukan
pelanggaran, misalnya saja terlambat. Sang anak terlambat bukan karena hobinya
terlambat, melainkan bisa saja ia terlambat karena ada keperluan penting yang
mendesak dimana ia harus menyelesaikan terlebih dahulu sebelum berangkat ke
sekolah.
3.
Harus Tegas
Ketegasan adalah kunci
yang akan membedakan keberhasilan dan kegagalan dalam menerapkan sistem
punishment terhadap siswa ketegasan yang dilakukan juga mengacu kepada
kekonsistenan dalam menerapkan ataupun memberikan contoh terhadap anak murid. karena
apapun jika dilakukan tidak konsisten, justru hanya membuat siswa bingung
terhadap peraturan yang telah di buat.
4.
Sesuai Kesalahan
Berilah anak/murid
sebuah hukuman yang setara dengan kesalahan yang diperbuatnya. Sebagai seorang
pendidik memberikan hukuman tidak sesuai dengan tingkat kesalahan yang
dilakukan hanya akan membuat siswa terluka hatinya, dan enggan untuk berubah. Pun
berubah sikapnya bukan dikarenakan rasa tanggung jawab untuk berubah lebih
baik, melainkan hanya karena anda seram. Hal ini juga patut untuk
mempertimbangkan situasi yang tengah terjadi.
5.
Harus Setimpal
Hukuman yang diberikan
kepada para siswa juga sudah semestinyalah harus setimpal dengan kesalahan yang
diperbuatnya. Misalkan saja, siswa tersebut terlambat datang ke sekolah 30
menit, maka cobalah untuk memulangkan lebih akhir 30 menit dibandingkan siswa
yang lainnya. Bukannya menyuruhnya keliling lapangan sebanyak 300 kali, tentu
ini tidak setimpal bukan?
6.
Harus Adil
Keadilan adalah faktor
yang sulit untuk di munculkan terhadap setiap orang. Rasa emosional ataupun
pengalaman tidak menyenangkan atau menyenangkan teradap siswa, terkadang
membuat guru tidak adil dalam memberikan hukuman. Atau status yang
melatarbelakangi sang siswa terkadang membuat guru enggan untuk menghukum sang
siswa. Misalnya saja anak tersebut seorang anak kepala sekolah, donatur tetap
sekolah, ataupun orang berpengaruh lain.
Hal ini juga sering
terjadi, dimana sang guru hanya berani berkoar-koar saja untuk menetapkan
hukuman yang adil terhadap siswa yang melanggar peraturan, namun nyatanya saat
ia dihadapkan pada sebuah situasi anak tokoh berpengaruh, atau donatur akhirnya
sang guru hanya mampu menelan omongannya sendiri yang telah di ungkapkan di
depan murid yang lainnya.
7.
Tidak Merendahkan
Jangan sampai hukuman
yang anda berikan tersebut merendahkan harga diri siswa yang anda hukum.
Misalnya saja seperti menghina fisik ataupun menghina kondisi pekerjaan orang
tua di depan teman-temannya atau di depan siapapun itu. Cobalah untuk
mengucapkan kata-kata yang tidak lain hanya berisi kebaikan dan memiliki unsur
kasih sayang.
8.
Tidak Berkata Kasar
Tidak berkata kasar ini
satu paket dengan anjuran menghukun dengan tidak merendahkan. Biasanya memang
sang guru akan marah disaat siswa melanggar peraturan yang telah ditetapkan.
Akan tetapi hendaknya sang guru menahan diri daripada mengeluarkan kata – kata kasar
ataupun mengumpat sang siswa.
9.
Tanpa Kekerasan
Lakukan hukuman yang
tanpa adanya unsur kekerasan didalamnya walaupun sekecil apapun itu. Jangalah sampai
anda melakukan hal – hal seperti menjewar, mencubit, atau bahkan memukul sang
siswa tersebut. Hal ini sangat tidak di anjurkan, karena dikhawatirkan sang
anak didik mengalami teraumatis yang akan mempengaruhi kondisi psikologis dan
kejiwaannya di masa yang akan datang.
10.
Hindari Hukuman Fisik
Hindari pula untuk
menghukum sang siswa dengan hukuman-hukuman yang berbau fisik. Contohnya saja
seperti hukuman, push up puluhan atau bahkan ratusan kali, berlari dengan
mengelilingi lapangan, atau berjalan jongkok, dan lain sebagainya. Menghukum
secara fisik akan berakibat fatal, jika murid yang anda hukum tersebut,
ternyata memiliki penyakit yang membuat ia semakin parah saat di hukum secara
fisik.
11.
Ajarkan Sang Anak Tanggung Jawab
Pada saat menghukum
murid, cobalah untuk menasehatinya untuk tidak mengulangi kesalahannya lagi. Ajarkann
sang anak bertanggung jawab melalui diskusi secara personal setelah anda
menghukum murid tersebut. Dengan begitu anda akan lebih leluasa untuk
memberikan nasehat tanpa membuat sang anak malu di hadapan teman-temannya.
12.
Hindari Untuk Hipokrit
Hipokrit adalah sebuah
sifat yang akan menghukum dan tidak menghukum berdasarkan pada siapa yang
berbuat salah. Misalkan saja anda menegur siswa yang berbuat salah, namun anda
diam saja saat melihat rekan sesama guru anda yang berbuat salah.
Itulah 12 cara
menghukum siswa dengan baik dan benar. Semog dengan ini pendidikan di indonesia
akan lebih baik terlebih dalam menerapkan proses-proses penghukuman terhadap
siswa didik.
No comments:
Post a Comment