Keterbukaan diri
merupakan suatu hal yang penting dalam komunikasi interpersonal. Ibarat pintu,
apabila tidak terbuka, maka tidak akan ada orang yang bisa masuk. Begitu pula
dengan diri anda. Apabila anda tidak mampu membuka diri anda, maka akan sangat
sulit bagi anda dan orang lain untuk terlibat dalam komunikasi interpersonal
yang baik, begitupun dalam hubungan yang sifatnya intim, seperti pasangan suami
istri, pacaran, maupun keluarga dan teman dekat.
Kalau dipikir-pikir,
keterbukaan diri memang merupakan sebuah sikap yang ditunjukkan oleh seseorang,
dan tiap orang pastinya memiliki kemampuan membuka diri yang berbeda-beda. Ada
orang yang sangat terbuka, namun ada pula orang yang sangat tertutup dan sulit
sekali membuka dirinya. Sebenarnya ada beberapa faktor yang menyebabkan
seseorang sulit untuk membuka dirinya. Penasaran? Yuk simak beberapa faktor
yang mempengaruhi keterbukaan diri seseorang menurut Devito (2013) di bawah ini
:
1.
Karakteristik
individu
Ya,
hal penting yang sangat mempengaruhi apakah seseorang mampu memiliki
keterbukaan diri yang baik atau tidak adalah dari masing-masing karakteristik
yang dimiliki. Mulai dari kepribadian, pengalaman masa lalu, pola pikir,
kemampuan mengendalikan emosi, pola asuh, pengalaman traumatis, dan banyak hal
lainnya. Karakteristik individu mungkin merupakan faktor yang paling utama
dalam menentukan apakah seseorang mampu menunjukkan keterbukaan dirinya atau
tidak.
Contohnya,
orang yang memiliki kepribadian ekstrovert tentu saja sangat mudah untuk
membuka dirinya, berbanding terbalik dengan mereka yang introvert.
2.
Budaya
Anda
tentu pernah mendengar stereotip, atau mengalami sendiri tentang budaya
tertentu yang cenderung pendiam dan tidak pernah mengungkapkan apa yang
dipikirkan, karena hal tersebut tabu atau memang secara budaya, tidak baik
melakukan hal tersebut. Budaya lain memiliki batasan-batasan dalam melakukan
proses keterbukaan diri. Namun ada juga budaya yang sangat terbuka, dimana
budaya tersebut tidak mempermasalahkan apa yang keluar dari mulut anda, selama
itu merupakan isi hati dan hal yang memang harus diungkapkan.
Ya,
faktor budaya tidak dapat dipungkiri sudah menjadi bagian diri kita, dan suka
tidak suka, sadar tidak sadar, budaya adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi kemampuan keterbukaan diri seseorang.
3.
Gender
Pernah
mendengar gosip dan cerita dari seorang teman pria? Jarang bukan? Gosip lebih
banyak diungkapkan oleh wanita, begitu pula dengan pemikiran dan isi hati.
Wanita memiliki kemampuan keterbukaan diri yang jauh lebih baik dibandingkan dengan
pria. Wanita akan jauh lebih mudah mengungkapkan isi hatinya, apa yang
dipikirkan, pendapat, dan lain sebagainya secara bebas dan kadang-kadang memang
tidak dipertimbangkan terlebih dahulu.
Berbeda dengan pria yang cenderung lebih pendiam, dan tidak terlalu
mahir dalam melakukan proses keterbukaan diri.
4.
Karakteristik
pendengar
Apa
yang akan anda lakukan apabila anda mengobrol dengan orang yang tidak anda
sukai? Apabila anda mengobrol dengan musuh anda mungkin? Pastinya anda akan
sangat hemat dalam berbicara bukan? Karakteristik pendengar menjadi faktor
lainnya yang mempengaruhi keterbukaan diri seseorang. Anda akan lebih mudah
membuka diri kepada orang yang membuat anda merasa nyaman, mau mendengarkan
anda, dan pastinya mengerti situasi anda. Sebaliknya, keterbukaan diri tidak
akan terjadi apabila anda mendapati karakteristik pendengar yang cuek, tidak
peduli dengan omongan anda, atau bahkan malah menyerang balik anda.
5.
Topik
pembicaraan
Proses
melakukan keterbukaan diri akan menjadi lebih lancar ketika anda mampu mengolah
topik yang sifatnya positif. Topik negatif akan memberikan respon yang kurang
baik kepada lawan bicara anda. Bisa jadi karena lawan bicara anda menjadi tidak
nyaman, atau sebaliknya. Lawan bicara anda memilih topik yang kurang nyaman
bagi anda, sehingga hal ini membuat anda “malas” untuk melakukan proses
keterbukaan diri.
Nah, itu adalah 5 hal
yang dapat mempengaruhi keterbukaan diri seseorang. Bagaimana? Apakah anda
menemukan kelima hal tersebut mempengaruhi cara anda melakukan proses
keterbukaan diri?
No comments:
Post a Comment