Bulan itu terlihat
terang dikala petang. Sinarnya menerangi segenap insan di tengah kesunyian
malam. Ia tak henti menerangi, walaupun ku yakin ia sebenarnya memang kan
selalu bersyukur berkorban tak kenal lelah memendarkan sinarnya ke ruang-ruang
gelap.
Cinta pun tak ubahnya
purnama. Purnama yang selalu menerangi setiap hati umat manusia. Rasa cinta
hadirnya terkadang tak dapat dinalar oleh akal, dan di visualisasikan lewat
penggambaran pengelihatan.
Berbicara makna cinta
tentu akan selalu menarik untuk di perbincangkan, mengingat setiap orang tentu
pernah merasakan rasanya jatuh cinta. Entah itu rasa cinta karena hasrat atau
cinta karena simpati.
Orang yang mencinta
akan bersedia untuk berkorban, walaupun ia dihadapkan pada situasi yang kurang
mengenakkan bagi dirinya. Tak peduli seletih apapun, saat anda mencinta rasa
itu pun akan pudar berganti kebahagiaan yang terpancar, saat sang pecinta
melihat orang yang dicintainya.
Namun hal tersebut akan
berevolusi sebanding dengan hukum gravitasi yang akan semakin berdekatan/ tarik
menarik saat ia juga sebanding dengan kedekatan antar kedua benda.
Cinta yang selalu
berdekatan akan selalu bersemi, karena hukum gravitasi sifatnya selalu menarik saat
ia berdekatan. Cinta yang selalu di usahakan untuk berdekatan, baik itu rasa,
ikatan emosional, dan rasa saling peduli dan memiliki tentu akan semakin besar
pula gaya gravitasi di antara keduanya. Namun hal tersebut akan bertolak
belakang saat rasa emosional, dan ingin dekat disingkirkan dengan apapun
caranya.
Ikatan cinta ini akan
semakin terkikis dengan sendirinya, saat antara pasangan yang satu dengan yang
lainnya mulai menunjukkan rasa kecurigaan dan “pengingatan” terhadap masa lalu
yang kelam. Apapun akan disangkut pautkan, saat Anda melakukan pengingatan masa
lalu yang kelam terhadap pasangan anda. kecurigaan yang selalu di pelihara dan
membuncah dikala pasangan anda melakukan miss persepsi dengan diri anda. Miss
persepsi dimana pasangan yang satu hendak melakukan sesuatu yang tujuannya
membantu, justru dipandang sebagai salah satu tindak “makar” cinta.
Hal inilah yang
terkadang membuat gaya gravitasi cinta itu seakan menjauh, karena pasangan yang
satu enggan untuk memperbaiki miss-persepsi. Dan justru melakukan tindak
penghakiman terhadap pasangan yang lain dengan mengulang-ulang kejadian yang
tidak diinginkan di masa lalu.
Sebuah cinta yang di
bangun dengan ketidak percayaan terhadap pasangan tentu akan sulit berjuang di
tengah keterbatasan. Namun jika keterbatasan dan rasa kepercayaan tersebut
selalu di asah, maka perjuangan untuk menuju kebersamaan yang hakiki akan dapat
terwujud.
Purnama yang bulat
sempurna akan semakin indah dikala hadirnya turut membersamai cinta yang selalu
diperjuangkan di tengah badai kegelisahan akan perpisahan. Jadilah purnama yang
sempurna untuk menerangi hati yang selalu anda cinta. Karena cinta yang
sempurna ibarat purnama itu tak akan datang sesering malam yang menggantikan
siang. Dan sempurnakanlah purnama cinta itu atas ketidaksempurnaanya yang tak
begitu indah dipandang, dan dirasa. Karena kamu adalah sang penyempurna purnama
itu.
No comments:
Post a Comment