Psikologi sosial itu
sendiri adalah sebuah studi ilmiah tentang sebuah bagaimana orang berpikir
untuk mempengaruhi dan juga berhubungan dengan orang lain.
Psikologi sosial memiliki pndekatan yang berbeda
dibandingkan dengan ilmu sosial dengan disilin yang lainnya. Perbedaan tersebut
terletak pada pendekatan tentang fokus kajian. Dalam psikologi sosial para
psikolog sosial menganut level analisis level
interpersonal. Dimana level interpersonal ini ini adalah situasi sosial
yang mencakup orang lain di dalam lingkungan yang sama, hubungan mereka dengan
individu, dan juga perilaku mereka dengan individu tersebut.
Dasar
Teori Lahirnya Psikologi Sosial
Akar dari Historis Psikologi Sosial berasal dari 3
prespektif teori yang pertama adalah Sigmund Freud seorang bapak pendiri
psychoanalityc theory, yang mengatakan bahwasanya perilaku seserang dimotivasi
oleh dorongan dan juga implus internal yang sangat kuat, seperti hasrat
seksualitas dan agresi. Ia percaya bahwasanya perilaku orang dewasa muncul oleh
konflik psikologis daripada sebuah konflik di masa lalu yang tidak
terselesaikan.
Teori kedua yang menjadi cikal bakal munculnya
psikologi sosial adalah teori utama dari aliran behaviorism, yang mana teori
ini menawarkan perspektif yang sangat berbeda dari pengalaman umat manusia. Teori
ini dikembangkan oleh seorang ilmuan Ivan Pavlov, B. F Skinner, dan juga
rekan-rekannya Teori ini terlahir dari pengamatan pada perilaku hewan dan juga
manusia.
Prespektif yang ketiga dari dasar teori lahirnya
psikologi sosial adalah gestalt theory. Teori ini dikembangkan oleh Wolfgang
Kohler, Kurt Koffka, Kurt Lewin, dan beberapa psikolog Eropa lainnya yang
imigrasi ke Amerika Serikat di era 1930-an. Fokus utama dari mereka adalah pada
cara individu memandang dan juga memahami objek, kejadian , hingga orang. Menurut
mereka, orang akan memahami situasi ataupun kejadian bukan sebagai sebuah hal
yang tersusun dari elemen-elemen diskret saja, akan tetapi juga sebagai “keseluruhan
yang dinamis”.
Teori-Teori
Dalam Psikologi Sosial
Teori
Motivasi
Teori yang pertama adalah motivasi. Teori ini
berfokus pada sebuah kebutuhan ataupun motif individu. Pengalaman sehari-hari
ataupun riset psikologi sosial telah memberikan bberapa contoh yang banyak
mengenai bagaimana cara kebutuhan ini dapat mempengaruhi persepsi kita,
perilaku kita, dan juga sikap kita.
Misalkan saja saat menjaga harga diri dan agar kita merasa nyaman, maka kita
mungkin akan menyalahkan orang lain saat mengalami sebuah kegagalan, dan jika
mendapatkan kesuksesan maka kita akan mengaku bahwa kesuksesan tersebut adalah
jerih payah diri.
Teori
Belajar
Ide utama dari teori belajar ini adalah bahwasanya
perilaku seseorang yang sekarang merupakan hasil daripada sebuah pengalaman
sebelumnya. Di dalam situasi tertentu, seorang belajar dari perilaku tertentu,
yang mana seiring beralannya waktu mungkin akan menjadi sebuah kebiasaan alami
dan rutin.
Teori
Kognitif
Pendekatan dari teori kognitif ini menyatakan
bahwasanya perilaku seseorang akan bergantung terhadap cara ia memahami situasi
sosial. Kurt Lewin mengaplikasikan sebuah gagasan dari psikologi sosial. Gagasan
inti daripada prespektif kognitif yaitu bahwasanya orang cendrung akan spontan
untuk mengelompokkan dan juga mengkategorikan objek.
Yang kedua orang akan mudah untuk memandang segala
sesuatu sebagai sebuah hal yang menonjol (“tokoh”) dan akan memandang beberapa
hal yang lainnya sebagai sebuah hal yang kurang menonjol (“latar belakang”).
Teori
Pengambilan Keputusan
Teori pengambilan keputusan mengasumsikan bahwasanya
individu mengevaluasi sesuatu yang untung rugi ataupun biaya dan juga manfaat
dari beberapa macam tindakan hingga memilih tindakan alternative terbaik
berdasarkan pada pertimbangan yang logis dan juga rasional. Orang memilih
sebuah alternative yang dapat memberinya imbalan ataupun manfaat terbesar
dengan biaya sangat kecil.
Teori
Interdependensi
Teori kesalingtergantungan ini lebih berfokus
terhadap beberapa analisis perilaku dari 2 individu ataupun lebih yang
berinteraksi satu dengan yang lainnya. Pada saat mereka melakukan interaksi
mereka akan saling mempengaruhi. Misalkan saja seorang ayah yang membantu
putranya untuk mengenakan pakaian, ia lebih memungkinkan akan menunjukkan
beberapa cara untuk mengancingkan baju dan juga memberi sebuah pelukan kepada
anaknya saat sang anak berhasil mengancingkan bajunya.
Dalam trem yang bersifat teknis interdependence
berarti adalah hasil daripada yang diterima oleh seseorang dan akan berganting
setidaknya kepada perilaku orang lain, maupun sebaliknya.
Teori
Sosiokultural
Beberapa tahun belakangan ini, pskolog mengkaji
bagaimana latar belakan orang yang berbeda dapat mempengaruhi dari pemikiran,
perasaan, dan juga perilaku mereka. Misalkan saja soal langkah dari kehidupan
seseorang. Di beragam kultur lainnya, seseorang akan lebih bersikap santai
untuk menjalani kehidupan namun di kultur lainnya akan sangat menghargai
ketepatan waktu dalam menjalani kehidupan.
Itulah beberapa hal yang dapat kita ketahui
dasar-dasar dari penggunaan teori psikologi sosial. Psikologi sosial akan
selalu bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari kita, karena dengan psikologi
sosial kita dapat memahami karakteristik manusia saat berinteraksi dengan
mereka.
No comments:
Post a Comment