Beberapa waktu terakhir ini,
masyarakat digemparkan oleh permainan “Blue
Whale Challenge” atau dalam artian lain adalah tantangan paus biru yang
telah beredar di dunia maya. Dibandingkan dengan rata-rata permainan kebanyakan
“Challenge” ini berpotensi untuk
membahayakan para pemainnya bahkan berujung kematian. Permainan yang menjadi
viral di media sosial ini berawal di negara Rusia dan diduga, permainan ini
menjadi permainan yang merenggut ratusan remaja di sana.
Latar belakang diberinama “Blue Whale Challenge” atau permainan
paus ini merujuk pada beberapa perilaku paus biru yang dengan sengaja
mendamparkan diri mereka ke bibir pantai dan mati. Permainan ini tak hanya
terjadi di Rusia, bahkan beberapa negara lainnya telah popular permainan yang
satu ini.
Blue whale challenge sendiri
adalah sebuah permainan yang mana di dalamnya berisi sejumlah tantangan berupa
instruksi yang diberikan lewat online. Setiap pemain yang mengikutinya akan
diminta oleh admin secara online tersebut melakukan beragam hal tindakan
seperti menyakiti diri dan puncaknya mengakhiri hidup secara tragis dan bengis.
Di saat mendaftar, para pemainnya
dilakukan akan diperiksa latar belakangnya terlebih dahulu seperti pengecekan
media sosial dan wawancara, apakah sang pemain memiliki masalah atau tidak.
Setelah mendaftar sang pemain akan diminta mengikuti instruksi selama kurang
lebih 50 hari melalui chat tertutup.
Tantangan pertama diawali dengan
perintah untuk mengukir tanda F57 di tangan mereka, lalu menonton filem horror yang
super menakutkan, melukai diri mereka sendiri dengan mengukir gambar ikan paus
di bagian tubu terutama di bagian kaki dan tangan. Mereka juga diperintahkan
untuk tidak berbicara pada siapapun sepanjang hari, perintah untuk bangun lebih
awal di pukul 04.20 pagi. Hingga puncak terakhirnya mereka diminta untuk
melakukan tantangan bunuh diri.
Pencipta Permainan Ini
Diduga permainan ini diciptakan
oleh Flipp Budyekin, seseorang yang juga memiliki gangguan bipolar dan memiliki
riwayat dirawat di rumah sakit St. Petersbug. Flipp juga memiliki latar
belakang yang kurang bahagia dimana Flipp mengalami beragam tindak kekerasan
dan kegagalan. Dari pengalaman yang dimilikinya Flipp berhasrat untuk
memberikan rasa sakit juga kepada orang lain.
Mengapa Hal Ini Dapat Terjadi?
Hal ini seperti berdasarkan data
yang dirilis kantor kejaksaan di negara Rusia, sebanyak 62% kasus bunuh diri di
kelompok remaja seringkali berkaitan dengan faktor konflik di dalam keluarga,
teman, guru, sahabat, hingga ketakutan terhadap kekerasan yang dilakukan oleh
orang dewasa dan juga akibat dari ketidaksenangan orang lain terhadap dirinya.
Menurut psikolog rusia Marina Slinkova, apabila anak remaja dalam kondisi yang
baik-baik saja maka ia tidak akan memiliki permasalahan dengan ikut terlibat
dalam kelompok-kelompok bermasalah. Kasih sayang dari orang tua menjadi elemen
penting guna mencegah anak mencari kasih sayang yang salah.
Dari hal di atas seyogyanya para
orang tua dimanapun berada untuk selalu memberikan perhatian kepada anak. Ajak
ia bercengkrama, lakukan dengan kedekatan seperti kawan. Hindari untuk
melakukan press yang berlebihan dan menghujaminya dengan omelan di waktu yang
tidak tepat
No comments:
Post a Comment