Terjebak dalam sebuah kebimbangan
untuk menentukan jalan hidup memang kerap menjadi sebuah problematika, terlebih
bagi anda yang menginjak usia 20 tahunan. Karena di usia ini seseorang berada
di jenjang penghujung masa perkuliahan, dan mereka diserang kepanikan dalam
menentukan arah tujuan hidupnya.
Kepanikan tersebut semakin
lengkap dengan kebimbangan untuk menentukan beragam pilihan yang sejatinya ada
di depan mata. Kebimbangan di usia 20an ini dapat kita sebut sebagai kondisi
quarter life crisis, yang mana tak jarang membuat para kaum muda merasa berada
di titik terendah dalam hidup.
Lantas, apakah yang seharusnya
dilakukan, apabila kita tengah mengalami quarter life crisis? Haruskah kita
mengurung diri di kamar sembari merenungi nasib dan tak mau melakukan apa-apa
adalah cara yang efektif? Tentu saja hal tersebt adalah bukan solusi. Lantas,
apakah yang dapat kita lakukan agar kita selamat daripada jebakan quarter life
crisis ini?
Yuk mari kita simak lebih lanjut
ulasan berfaedah ala lautanpsikologi berikut ini.
Memahami Sebuah Makna, Bahwa Quarter Life Crisis ini Bukanlah Sebuah
Krisis
Menurut Jeffery Jensen seorang
peneliti dari Universit of Maryland College Park, di usia 18 sampai dengan 25
tahun (masa dewasa awal) sudah tak dapat melihat dirinya sebagai seorang
remaja, akan tetapi juga belumlah merasa dewasa. Di masa transisi ini, biasanya
seorang akan mengalami perubahan dan juga eksplorasi beragam kemungkinan
misalnya seperti, cara pandangan hidup, pekerjaan, hingga cinta.
Sebuah hal yang normal, apabila
di masa seperti ini Anda akan diliputi dengan kebingungan dan juga kebimbangan.
Tak perlu untuk merasakan kekhawatiran yang mendalam, karena setiap orang
pernah mengalaminya. Oleh sebab itu, gejolak yang terjadi dalam diri anda di
usia seperti ini bukanlah krisis. Akan tetapi, hanyalah sebuah fase kehidupan
menuju fase kehidupan yang selanjutnya.
Berhenti Untuk Membandingkan
Membandingkan suatu pencapaian
dari orang lain dan kehidupan sendiri hanya akan memicu rasa minder anda.
Terlebih lagi di eranya sosial media seperti saat ini, dimana banyak orang yang
berlomba-lomba untuk memperlihatkan kehidupan yang sempurna melalui akun media
sosialnya. Sebuah studi menemukan bahwa, orang yang seringkali mengkonsumsi
media sosial yang berlebihan, ia akan mengalami depresi, salah satunya
dikarenakan munculnya perasaan rendah diri dalam mengukur kesuksesan orang
lain.
Lakukan Sesuatu
Untuk itu daripada anda hanya
menunggu dan juga sibuk melakukan stalking profil, foto, pencapaian dari orang
lain di medi sosial, lebih baik anda melakukan sesuatu. Lakukanlah passion yang
anda miliki. Jika anda telah melakukan passion, langkah selanjutnya adalah
mencoba menghasilkan dari passion yang anda miliki tersebut.
Misalnya anda hobi untuk menulis
maka, mulailah untuk menghasilkan dari hobi anda tersebut. Anda dapat
mengirimkan tulisan-tulisan anda ke beberapa redaksi surat kabar. Karena di
sana anda akan di bayar untuk setiap tulisan yang mereka muat.
Berusahalah untuk selalu
mengafirmasi dengan mengatakan pada diri sendiri, bahwa anda telah berhasil,
dan lakukan hal tersebut berulang-ulang. Karena dengan mengatakan tersebut,
maka secara langsung otak di alam bawah sadar anda akan merespon hal yang anda katakana
tersebut. Semakin sering untuk diulang, maka otak pun akan sering merespon hal
tersebut. Hingga pada akhirnya akumulasi dari respon alam bawah sadar tersebut,
akan membentuk karakter yang anda miliki.
Selamat mencoba dan sukses selalu
untuk anda. Sebarkan untuk memberikan manfaat lebih besar kepada yang lainnya. Karena
aplikasi ini haru selalu di tebarkan berita positif.
No comments:
Post a Comment