Pertengkaran dalam rumah tangga sangat lumrah terjadi. Dua individu
berbeda jenis kelamin, berbeda karakter, berbeda pemikiran berada dalam
satu biduk rumah tangga sudah pasti akan ada konflik yang muncul.
Konflik dapat disebabkan mulai dari hal kecil seperti kebiasaan pasangan
yang tidak kita senangi seperti menaruh handuk basah di atas kasur,
hingga masalah yang berat berkaitan keluarga besar ataupun finansial.
Tak ada rumah tangga yang tak berkonflik.
Pertengkaran Sehat Dalam Rumah Tangga
Pertengkaran ini
sendiri konotasinya sebenarnya tidak selalu buruk. Jika pertengkaran
yang terjadi adalah pertengkaran yang sehat, malah bisa menguatkan
hubungan, bisa jadi lebih memahami satu sama lain. Juga bisa menjadi
ajang untuk menurunkan ego dan belajar mengalah. Pernah gak habis
melewati suatu pertengkaran kita malah merasa jadi makin mesra? Makin
sayang? Makin pengen nempel sama do'i? Nah itu adalah efek positif dari
pertengkaran yang sehat.
Pertengkaran yang gak sehat sendiri
efeknya pasti buruk. Seperti berkurang nya kedekatan emosional,
memudarnya rasa percaya, kekecewaan yang mendalam, dsb. Jika
pertengkaran tidak sehat ini terus terjadi dalam rumah tangga kita tanpa
adanya perbaikan, maka ujungnya bisa sampai pada perpisahan.
Na'udzubillah.
Pada pembahasan sebelumnya, kita sudah sedikit
membahas mengenai salah satu indikator pertengkaran yang sehat yaitu
masih adanya komunikasi antara suami dan istri dalam rangka penyelesaian
masalah. Tidak dibiarkan begitu saja. Lalu apa indikator lainnya bahwa
kita pertengkaran kita masih sehat?
♥️ Tidak membawa karakter pasangan dalam pertengkaran
Seringkali saat bertengkar, kita secara sadar maupun tidak menyerang
sisi personal pasangan. Sebagai contoh, kita marah karena suami tidak
membantu kita saat kerepotan dengan pekerjaan rumah dan mengurus anak.
Jangan sampai kata yang keluar adalah "Mas ini pemalas banget sih", "Mas
gak peka!", dll. Saat kita kesal melihat pasangan yang suka jajan
berlebihan, kata yang keluar malah "kamu ini boros ya!"..
Enak
gak sih dilabelin pemalas, gak peka, boros, egois, dan lain sebagainya?
Gak kan? Pasti tambah emosi si do'i. Maka stop buat menyerang karakter
pasanganmu. Fokuslah pada masalahnya, perilaku yang tidak kita
senanginya, bukan karakternya.
♥️ Tidak ada kekerasan di dalamnya
Pertengkaran yang didalamnya terdapat kekerasan sudah pasti gak sehat
ya dear. Kekerasan disini tidak hanya merujuk pada kekerasan secara
fisik saja seperti memukul, menampar, dan sebagainya. Tapi juga
kekerasan dalam bentuk verbal seperti mengata-ngatai pasangan dengan
kata-kata yang menjatuhkan harga dirinya, membentaknya, mempermalukan di
depan umum, dan lain-lain. Secara fisik sih gak keliatan ada sakitnya,
tapi psikologisnya diserang habis. Hati rasanya terkoyak banget. Sakit
yang gak berdarah 💔.
Satu lagi jenis kekerasan dalam rumah tangga ini adalah dalam bentuk
pengabaian. Jadi saat kita bertengkar dengan pasangan lalu kita kabur
begitu saja dalam waktu yang lama, tanpa kabar, bahkan tanpa nafkah, itu
sudah masuk KDRT ya. Makanya itu si bang Toyib yang gak pulang-pulang
selama 3 kali puasa 3 kali lebaran juga sudah masuk KDRT yes 😏. Dan jelaaaaas sekali ini gak sehat.
Oke, dari beberapa indikator yang sudah dibahas, silahkan dievaluasi kembali, sudah sehatkah pertengkaranku selama ini?
Oleh: Surayya Hayatus Sofia, S.Psi., M.Psi. Psikolog
Pemesanan buku Manajemen Rumah Tangga Bahagia dapat langsung menghubungi via WA di link berikut ini http://bit.ly/2u9t2ot
No comments:
Post a Comment